Rabu, 15 Oktober 2014

Dampak Lingkungan dan Sosial dari Permukiman Dekat Bantaran Sungai

Perumahan dan permukiman merupakan salahsatu kebutuhan dasar dan merupakan faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat manusia serta mutu kehidupan yang sejahtera dalam masyarakat yang adil dan makmur. Perumahan dan permukiman juga merupakan bagian dari pembangunan nasional yang perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan secara terpadu, terarah, terencana dan berkesinambungan.
Perumahan dan permukiman adalah dua hal yang tidak dapat kita pisahkan karena berkaitan dengan ekonomi, industrialisasi dan pembangunan. Permukiman dapat diartikan sebagai perumahan atau kumpulan rumah dengan segala unsur serta kegiatan yang ada di dalam permukiman. Permukiman dapat terhindar dari kondisi kumuh dan tidak layak huni jika pembangunan perumahan sesuai dengan standar yang berlaku, salah satunya dengan menerapkan persyaratan rumah sehat.
Dalam pengertian yang luas, rumah tinggal bukan hanya sebuah bangunan (struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan dalam proses pembinaan keluarga. Selain sebagai tempat layak huni, juga harus memenuhi standar rumah sehat, yaitu aman, sehat, dan nyaman untuk kepentingan individu atau keluarga itu sendiri.
Banyak kasus ditemukan di lapangan, terutama di kota-kota besar, pembangunan rumah atau perumahan dibangun di area atau kawasan yang tidak layak bangun misalnya di daerah kumuh yang berada dekat tempat pembuangan akhir (TPA) dan sumber air (sungai) atau di tempat-tempat yang rawan bencana. Contohnya: rumah-rumah yang ada di sekitar Kali Ciliwung, Jakarta.


Untuk kalian yang khusunya tinggal di Ibu Kota Indonesia, Jakarta. Tentunya sudah tidak asing lagi mendengar tempat yang bernama Kali Ciliwung. Ya, tempat yang selalu dikeluhkan oleh sebagian masyarakat (terutama kalangan menengah keatas) karena tempatnya yang kotor, dan tidak berbau sedap. Namun, bagi sebagian masyarakat yang kurang beruntung (kalangan menengah kebawah), bantaran Kali Ciliwung ini bisa dimanfaatkan sebagai tempat tinggal mereka. Mereka tinggal disana bukan karena keinginan mereka, namun keadaan merekalah yang memaksa untuk tinggal disana. Kebanyakan mereka tinggal disana karena tidak memiliki ekonomi yang memadai untuk membeli sebidang tanah lalu membangun tempat tinggal sendiri. Padahal dengan mereka tinggal di tempat tersebut (tempat yang kumuh), mereka akan membutuhkan biaya medis yang lebih dari biasanya, karena tempat yang kurang sehat. Bisa kita lihat di Kali Ciliwung banyak sampah yang menumpuk, dari mulai sampah organik, sampah nonorganik, limbah pabrik, dan lain-lain. Maka dari itu, tidak heran jika di tempat tersebut merupakan daerah rawan banjir yang sangat membahayakan nyawa warga yang tinggal di sekitar bantaran Kali Ciliwung.


Dengan lingkungan yang seperti ini bisa memberikan dampak yang tidak baik kepada mereka yang tinggal di sekitar tempat tersebut. Masyarakat yang tinggal di sekitar sungai tentunya memanfaatkan sungai dalam kehidupan sehari-hari mereka, seperti mandi, masak, mencuci baju, buang sampah hingga buang air di tempat yang sama. Coba kalian bayangkan, berapa banyak bakteri dan virus yang berkumpul dan menumpuk di kali tersebut? Itulah yang dinamakan pencemaran air. Maka, tidak heran jika masyarakat yang tinggal di sekitar kali akan lebih mudah terkena penyakit karena lingkungan yang tidak bersih tersebut. Penyakit yang umumnya terjadi ialah diare. Diare dapat terjadi akibat protozoa maupun bakteri. Umumnya diare disebabkan oleh bakteri dalam air. Air yang kotor digunakan untuk mencuci sehingga bakteri tertinggal di benda-benda yang kemudian digunakan oleh warga.
Selain diare, penyakit lain yang dapat menyerang warga ialah cacingan. Cacingan terjadi akibat infeksi dari telur cacing yang masuk ke tubuh manusia. Penyakit ini ditandai dengan perut buncit namun kondisi tubuh yang kurus. Penyakit kulit juga merupakan penyakit yang umum diderita masyarakat pengguna air tercemar. Biasanya gatal-gatal ialah ciri utama yang terjadi sebelum penyakit kulit menjadi lebih parah. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan mineral yang beracun untuk kulit.
 Akibat berbagai penyakit yang menyerang, maka akan menimbulkan dampak kebutuhan financial yang akan membengkak untuk mengobati penyakit tersebut. Sedangkan masyarakat yang tinggal di daerah kumuh adalah masyarakat kalangan menengah kebawah. Mereka akan kebingungan untuk memenuhi kebutuhan financialnya yang membengkak, maka akan ada saja yang mencari jalan pintas untuk memenuhi kebutuhannya, misalnya dengan cara mencuri. Sehingga kriminalitas akan semakin merajalela, dan membuat khawatir masyarakat lain yang ada disekitarnya.
Agar dampak sosial tersebut tidak berlanjut pada tahap yang lebih merugikan lagi, maka penataan Kali Ciliwung merupakan hal yang harus lebih diperhatikan. Terutama pada penataan tebing DAS (Daerah Aliran Sungai) dengan membangun sodetan (interconnection) antarsungai, penghijauan, dan relokasi serta rehabilitasi rumah-rumah dengan menyiapkan rumah rusun untuk para warga yang tinggal disekitar bantaran sungai. Bantuan relokasi dan rehabilitasi rumah-rumah warga yang disekitar bantaran sungai juga bisa bertujuan untuk memberikan penyadaran langsung akan pentingnya kesehatan, bahayanya banjir serta dampak sosial yang merugikan lainnya.

Sumber:
http://fkmapkesling2013.blogspot.com/2013/11/penyehatan-perumahan-dan-permukiman.html

Tokoh-tokoh Arsitektur Indonesia

M. Ridwan Kamil
 

Biodata
Nama        :  M. Ridwan Kamil
Lahir       :  Bandung, 4 Oktober 1971
Jabatan     : 
   
    Prinsipal PT. Urbane Indonesia
    Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung
  Senior Urban Design Consultant SOM, EDAW (Hong Kong & San Francisco),  SAA (Singapura)
Pendidikan    :
    Teknik Arsitektur, Institut Teknologi Bandung
   Master of Urban Design, College of Environmental Design, University of California, Berkeley AS
 
  Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil banyak menghasilkan karya arsitektur di berbagai negara seperti di Singapura, Thailand, Bahrain, Cina, Vietnam, Uni Emirat Arab dan tentu saja di Indonesia. Umumnya proyek ini berupa pengembangan kawasan perkotaan seluas 10-1000 ha atau disebut sebagai mega proyek.

  Beberapa contoh proyek yang ditangani Emil diantaranya Marina Bay Waterfront Master Plan di Singapura, Sukhotai Urban Resort Master Plan di Bangkok, Ras Al Kaimah Waterfront Master di Qatar, juga district 1 Saigon South Residential Master Plan di Saigon, Shao Xing Waterfront Masterplan (China), Beijing CBD Master Plan, dan Guangzhou Science City Master Plan.

  Sementara di Jakarta Emil bekerja untuk Proyek Superblok Rasuna Epicentrum, dari lahan seluas 12 hadibangun Bakrie Tower, Epicentrum Walk, perkantoran, ritel, dan pantai. Sebelum itu ia juga merancangmereka Universitas Tarumanegara Tower I, Al-Azhar International School di Kota Baru Parahyangan,Bandung, dan Grand Wisata Community Club House di Jakarta, Kalimantan Timur Pupuk IT Center balikpapan, dan banyak lagi.

Budi Pradono


 
Biodata
Nama                    : Budi Pradono
Lahir                   : Salatiga, Jawa Tengah 1970
Pendidikan dan karir    :
    1995        lulusan Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta
    1995 – 1996     Bekerja di Biro Arsitek Beverley Garlick Architects, Sydney
    1996 – 1999     Bekerja di Konsultan Desain Internasional
    1999         Mendirikan Biro Arsitek Budi Pradono
    1999 – 2000    Mengajar di Jurusan Arsitektur Universitas Indonesia, Jakarta
    2000 – 2002     Bekerja di Kengo Kuma & Associates, Tokyo
    2002 – 2003     Menyelesaikan program Pasca Sarjana di Berlage Institute, laboratory of
architecture, Rotterdam

  Budi Pradono adalah seorang arsitek muda yang memenangkan banyak penghargaan lewat konsep ‘arsitektur hijau’. Pada tahun 2005 karyanya pernah diliput a+u, majalah arsitektur dan urbanisme Jepang yang menjadi benchmark bagi para arsitek. Bukan saja karena publikasi tersebut selalu mengangkat isu terkini dan menampilkan karya spektakuler arsitek dunia, tapi juga karena penyebarannya yang mendunia.

  Menurut Budi profesi arsitek saat ini sedang mengalami tekanan yang kuat untuk melakukan perubahan besar dalam metode merancang dan juga melakukan absorbsi teknologi yang cepat agar dapat menghasilkan rancangan yang kontemporer yang berorientasi pada Arsitektur Hijau (green architecture), yang lebih tanggap pada isu-isu lingkungan. Saat ini Best Practice selalu dikaitkan dengan etika arsitek dalam mengantisipasi pemanasan global, penghematan energi, dan pengelolaan lingkungan yang lebih bertanggungjawab.

  Saat menjelaskan tentang green design, Budi Pradono menggunakan contoh-contoh dari desain yang ia hasilkan, baik yang menurutnya ‘green’ atau ‘tidak green’. Profesi arsitek dewasa ini menuntut kita untuk melihat ‘green’ sebagai kesatuan dalam desain bangunan, dimana sekarang ini banyak award khusus diberikan pada bangunan yang ‘green’ dengan berbagai kriteria. ‘Green’ dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan), earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan performa sangat baik). Ukuran ‘green‘ ditentukan oleh berbagai faktor, dimana terdapat peringkat yang merujuk pada kesadaran untuk menjadi lebih hijau.

  Budi Pradono menjelaskan tentang konsep ‘green‘ dalam rancangannya melalui contoh, misalnya pada rancangan Bloomberg Office, dimana diterapkan desain yang mendukung pencahayaan alami dapat bermanfaat untuk keseluruhan lantai kantor, penggunaan alat yang dapat mendeteksi cahaya alami untuk mengurangi penggunaan pencahayaan buatan, yang merupakan salah satu contoh efisiensi pencahayaan.

Ir. Isandra Matin Ahmad


 
Biodata
Nama  : Ir. Isandra Matin Ahmad
Lahir : Bandung 1962

Pendidikan dan karir :
• 1988 Lulus dari Universitas Parahyangan, Bandung
• 1990-1998 Bekerja di PT. Grahacipta Hadiprana, Jakarta
• 1998 Mendirikan Andra Matin Architect (AMA), Jakarta
• Telah mengajar di Universitas Indonesia, Universitas Parahyangan, Institut Teknologi  Bandung dan Universitas Tarumanagara.
• 1998 Proyek Le Bo Ye Graphic Design Office, Jakarta Selatan
• 1999 Proyek Paper Gallery, Bandung
• 1999 Gedung Dua8 Ethnology Museum, Kemang, Jakarta Selatan
• 2001 Proyek Ak’sara Bookstore, Kemang, Jakarta Selatan
• 2002 Proyek Ramzy Gallery, Bangka, Jakarta Selatan
• 2005 Pameran Bienalle

  Isandra Matin Ahmad adalah seorang arsitek yang karya-karyanya menerima banyak penghargaan sejak mendirikan Andra Matin Architects pada tahun 1998. meraih IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) Award pada tahun 1999 dan 2002 untuk Gedung kantor Le Bo Ye Graphic Design dan Gedung Dua8 di Kemang, Jakarta Selatan. Untuk itu juga pada tahun 2007 Walpaper Architecture Directory menobatkan Andra Matin sebagai salah satu arsitek, dari 101 arsitek dunia, yang paling berkiprah di tahun 2007. Terakhir, pada tahun 2008 Pak Andra kembali berhasil menyabet 3 piala dari 7 penghargaan yang ada pada IAI Award.

  Arsitektur Andra Matin adalah arsitektur yang sinematik. Arsitektur sebagai sebuah peristiwa ditata ke dalam alur pengalaman yang tersusun dalam sekuens, sehingga pemahaman (pemahaman mungkin bukan kata yang tepat) akan keseluruhan cerita “ditunda”, tidak terpahami langsung dalam waktu yang bersamaan. Jika arsitektur pada umumnya telah menstandarkan atau mendatarkan emosi dengan cara menghilangkan ekstrim dari spektrum emosi manusia, maka arsitektur Andra Matin “memaksa” kita meminjamkan emosi kita, dan meletakkannya di sana. Ia terasa hadir justru bukan semata-mata dari eksistensi materialnya, melainkan pada imaji-imaji dan perasaan-perasaan yang ditimbulkan pada yang mengalaminya. Dengan demikian, ia membuat kita merasakan adanya keterikatan pada tempat, waktu, dan terutama pada diri kita sendiri, secara lebih kuat dan bermakna.


Baskoro Tedjo

 

Biodata

Nama                : Baskoro Tedjo
Tempat Tangal Lahir : Semarang, November 30, 1956
Pendidikan          :
·         1964-1969  SD Randusari I Semarang, Indonesia
·         1970-1972  SMPN II Semarang, Indonesia
·         1973-1975  SMAN I Semarang, Indonesia
·         1976-1982  Bandung Institute of Technology, Indonesia (Bachelor)
·         1987-1989  Poly University New York, USA (Master of Arts)
·         1995-1999  Osaka University, Japan  (PhD)

  Baskoro Tedjo (1958). Menyelesaikan pendidikan sarjana arsitektur di Program Studi Arsitektur ITB, master of science pada bidang Environment & Behavior di Politechnic University of New York dan mendapatkan gelar Ph.D di Department of Architecture, Osaka University. Pada Program Studi Sarjana Arsitektur ITB menjadi penanggung-jawab kuliah Desain Visual dan Prilaku Lingkungan. Pada Program Studi Magister Arsitektur menjadi pengampu Studio Perancangan Arsitektur dan pembimbing serta penguji tesis desain dan juga tesis riset. Topik-topik riset yang diminati tentang perancangan arsitektur, pendekatan prilaku pada perancangan dan arsitektur monumental. Selain mengajar di kampus, juga aktif di praktek profesi. Terkenal di kalangan praktisi, akademisi dan mahasiswa arsitektur di Indonesia karena mendapatkan penghargaan IAI (IAI Award 2002, Selasar Sunaryo Art Space), memenangkan sayembara-sayembara bergengsi tingkat nasional dan sering diundang sebagai pengisi kuliah tamu dan pembicara dalam seminar-seminar arsitektur.

yup mereka merupakan Arsitektur terkenal di Indonesia dan saat ini gemar diperbincangkan didalam dunia Arsitektur dan masih banyak lagi diantaranya :

Hendra Hadiprana, A.D. Tardiyana, Rizal, Yori Antaryu Sing, Achmad Djuhara, Budiman Hendropurnomo, Julio Julianto, Yoseph Hengky & associates, Sonny Sutanto, Daniel Sandjaja, Salim Abdullah, Tan Ciang Ai, Cosmaz D Gozali, Hendra Hadiprana, Han Awal, Soejodi Wirjoatmodjo, Ir. Ciputra, Achmad Noeman, Fredrich S Silaban, Y.B Mangunwijaya Pr.

 


Semoga bermanfaat ya guys infonya :) dan juga bisa membangkitkan semangatmu yang lagi terpuruk oleh tugas tugas kuliah arsitektur yang "you know what i mean" :') Semoga saya juga bisa sesukses mereka, dan bisa ikut berkontribusi membangun negeri ini menjadi lebih maju. amin.